ARTIKEL

Memaknai “Trias Politika” Ridwan Kamil

Oleh : Dr. Dudung Nurullah Koswara, M.Pd.

(Praktisi Pendidikan)


Menarik apa yang disampaikan gubernur terbaik Indonesia tahun 2022 Ridwan Kamil. Dalam video yang viral beredar dapat kita simpulkan ada “Trias Politika”  dasar kepemimpinan Gubernur Ridwan Kamil.  Trias Politika kepemimpinan Ridwan Kamil ini layak kita pahami sebagai refleksi diri dan penguatan hidup kita dan siapa pun, terutama para pemimpin.

Trias Politika Ridwan Kamil adalah : Pertama, memimpin itu adalah menjalankan ibadah.  Orang yang beribadah atau pemimpin yang dasar motivasinya adalah ibadah akan selalu bergerak atas dasar mencari ridha Allah. Segala yang dilakukan, Lillah karena berhamba pada Allah  dengan jalan sebagai pemimpin. Tidak akan ada orang yang rugi, stres, menyesal dan merugikan orang lain dalam beribadah.

Kedua, memimpin itu sifatnya hanya sementara.  Allah bisa mencabut kekuasaan seseorang kapan pun dan dengan cara apa pun. Ridwan Kamil menyadari bahwa kekuasaan yang didapat siapa pun hanyalah sementera dan atas kehendak_Nya.  Menjadi gubernur yang khusunul khatimah dalam berkuasa adalah hal baik. Jangan sampai menjadi pemimpin berakhir terjerat korupsi dan hal lainnya.

Ketiga, memimpin itu harus bermanfaat bagi sesama, bagi rakyat yang dipimpinnya. Tentu saja bagi bangsa, negara dan agama.  Memimpin, berkuasa, kekuasaan semata-mata hanyalah otoritas dari Ilahi untuk memberikan manfaat pada masyarakat yang dipimpinnya. Memimpin adalah memberi manfaat dengan melayani sepenuh hati sesuai kehendak rakyat.

Trias Politika Ridwan Kamil ini setidaknya perlu diabadikan dan diteladani, khususnya  bagi rakyat Jawa Barat. Terutama pula rakyat Jawa Barat yang mendapatkan amanah sebagai pemimpin rakyat. Mulai dari Ketua RT sampai dengan entitas bupati dan walikota, se Jawa Barat.  Jabar Juara lahir batin tentu bisa diraih dengan menguatkan implementasi Trias Politika Ridwan Kamil. 

Apa yang disampaikan Ridwan Kamil senafas dengan sebuah pepatah bijak yang mengatakan, “Hanya dua hal utama yang mesti dilakukan umat manusia. Pertama beriman pada Allah, Tuhan yang maha Esa dan kedua bermanfaat pada sesama”. Manusia yang paling beruntung adalah manusia paling beriman dan paling bermanfaat pada sesama.  Pemimpin beruntung tentu pemimpin yang beriman dan bermanfaat bagi rakyatnya.

Prof. Dr. KH. HM. Rasjidi mengatakan, “Kita lahir dari rahmat Allah, hidup mencari rahmat Allah dan kembali pada rahmat Allah”.  Termasuk para pemimpin di negeri ini kelahirannya, kekuasaannya, masa jabatannya atas rahmat Allah yang maha kuasa, Ia  memberi kuasa politik.  Kuasa politik yang didapat harus menjadi kanal ibadah terbaik, seirama dengan kehendak Ilahi.

Sosok Ridwan Kamil telah  berhasil menjadi contoh pemimpin terbaik di negeri ini. Ia secara formal terpilih di tahun 2022 sebagai gubernur terbaik.  Spirit Jabar Juara Lahir Batin yang Ia gemborkan terus beresonansi pada rakyat Jawa Barat. Terutama raihan sebagai Gubernur Terbaik adalah wujud Sang Pemimpin memberi contoh dalam meraih juara.

Menuliskan, mendiskusikan dan membuat baliho Jabar Juara Lahir Batin itu mudah.  Namun hal yang tersulit adalah mewujudbuktikannya dalam tataran realitas. Ide dan teori itu mudah, tapi implementasi itu sangat tak mudah.  Dalam tataran implementasi banyak sekali kendala, keterbatasan dan tantangan yang menghadang.  Hanya manusia-manusia juara yang bisa mewujudkannya.

Manusia-manusia juara, rakyat juara tentu akan lebih baik dengan penguatan dasar bekerja karena ibadah, hidup berkuasa  hanya sementara dan memberi manfaat pada sesama adalah pencapaian utama. Memimpin, hidup dan bekerja tanpa fondasi spiritualitas dan idealitas,  tentu tak memiliki makna.  Tuhan hidupkan kita umat manusia di muka bumi ini hakikatnya adalah untuk beribadah kepada-Nya dengan jalan memberi manfaat pada sesama.

Para pemimpin di dunia ini semuanya akan kembali pada Ilahi. Tidak ada yang melintasi usia 100 tahun. Namun para pemimpin terbaik di muka bumi ini hakikatnya Ia tidak pernah mati. Ia akan terus abadi, hidup dalam ingatan kolektif manusia dan rakyatnya. Ajaran, keteladanan dan petuah para pemimpin terbaik  selalu hidup dalam ingatan publik atau rakyat yang ditinggalkannya.